Untuk Kamu

Hujan deras hari ini. Sedari pagi hingga siang sama sekali tidak terang. Tempo hari aku bingung. Harus menemuimu sabtu ini atau hari ming...

Hujan deras hari ini. Sedari pagi hingga siang sama sekali tidak terang.
Tempo hari aku bingung. Harus menemuimu sabtu ini atau hari minggu; yang mana itu sudah menjadi hari ini.
Karena kamu berulang tahun hari ini.
Aku tidak tahu harus memberi apa. Sulit sekali rasanya karena kamu seistimewa ibuku; yang juga tidak pernah bisa kuberi apa-apa.
Aku tidak akan berpuisi hari ini. Tenang saja.
Pilihan kataku akan seperti berbicara langsung denganmu (harus kuberitahukan dulu supaya kamu tidak menganalisa setiap kata; haha)

Aku akan menceritakan tentangmu pada dunia. Kamu, adalah seorang yang tidak bisa aku bayangkan benar-benar ada. Jenis manusia yang lebih ajaib dariku.
(kata teman-teman aku ini mahluk ajaib soalnya)

Kamu, adalah seorang yang sama persis seperti yang aku mau.

Itu kenapa aku sering bilang, “rasanya seperti mimpi..”

Kamu datang dari Bandung, seperti keputusanku sewaktu kecil yang menginginkan punya pasangan dari sana; karena adem, hehe.

Kamu lebih tua dariku, meski hanya setahun. Aku merasa butuh seseorang yang mampu menampung diriku sepenuhnya, kasihan jika orang itu sepantaran atau lebih muda dariku. Kupikir yang lebih tua itu akan lebih dewasa, meski tidak terjamin juga sih.

Kamu lebih tinggi dariku. Karena disini cewek kecil-kecil, jadi aku yang tinggi badannya berkisar antara 167-168cm saja sudah terlihat paling tinggi.
Kasihan kalau laki-lakiku nanti jadi minder kalau lebih kecil dariku. Hehe.
178cm kan, ya? Sama dong seperti oppa Taehyung huahahahhahahah.

Kamu suka baca buku juga. Sama sepertiku, walau genre yang kita suka berbeda. Aku dengan cerita fiksi serta puisiku. Kamu dengan buku-buku non-fiksimu; yang bikin pusing itu.
Aku pikir, kita bisa saling mengisi ketidaktahuan satu sama lain.

Kamu santun dan menghargai orang lain.

Kamu tidak berlaku juga berbicara kasar.

Kamu bergerak di bidang seni, sepertiku. Walau referensi dan kesukaan kita beda juga sih.

Kamu senang belajar.
Aku pun pernah berencana punya pasangan yang suka belajar karena aku sepertinya kurang bisa diandalkan di bidang itu. Sekali lagi walau kamu bilang kamu tidak ahli dalam belajar.
Tetap saja...!!

Kamu senang dan sedang belajar memasak.
Aku payah sekali sampai banyak yang aku khayalkan begini. Bagus bila yang jadi pasanganku juga bisa masak hhhahahaha.
Loh, tapi aku tidak memaksa kok. Bukan karena aku ingin bersantai-santai dan minta diurusi juga kok!
Menurutku itu salah satu indikator pasangan yang keren.

Kamu punya suara ketawa yang bagus.

Aku suka rambutmu bisa mencuat-cuat dan lurus bagian belakangnya tapi keriting bagian depannya. Lucuuu!

Kamu berusaha dan ingin terlihat dewasa. Tapi seperti yang sering aku bilang, aku menganggapmu seperti anak-anak yang seharusnya dikasihi. Mungkin memang ini perasaan alamiah dari perempuan ya hohoho..

Kamu tidak memandang buruk diriku. Meski aku menampilkan diri semaskulin mungkin, kamu malah bilang aku perempuan yang lembut. Sepertinya baru kali ini aku dibilang begitu, loh.

Kamu berusaha.


Kamu membuat perasaanku selalu penuh. Senang dan sedih bertubrukkan.

Aku selalu berusaha berlaku baik dan ramah dengan semua orang agar aku juga bisa bertemu orang-orang yang sama baiknya. Tapi tidak kusangka kalau orang itu sebaik kamu.

Kamu mau tahu bagaimana reaksi serta perasaanku setelah baca jurnal yang kamu tulis tentangku?

Pertama, aku kesulitan baca karena mataku jadi berembun.

Ke dua, aku masih kesulitan baca karena tiba-tiba penglihatanku kabur.

Ke tiga, setelah selesai aku menangis sama persis seperti waktu itu di rumahmu; dengan suara kencang.

Aku ingin minta maaf karena bilang tidak bisa percaya sesiapapun. Termasuk kamu.
Aku ingin minta maaf karena sebelumnya masih meragukanmu.
Aku ingin minta maaf karena menganggap remeh pujianmu.
Aku ingin minta maaf karena tidak sepenuhnya percaya kata sayang darimu.

Setiap kamu melakukan sesuatu untukku, rasa-rasanya aku bisa kembali jadi diriku. Yang penuh pengharapan juga menghargai hidup.

Aku ingin merawatku. Agar tetap ada.

Untuk mengirimimu pesan setiap hari.

Untuk melihat kamu.

Menertawai perutmu yang KEMUNGKINAN BESAR akan membuncit saat tua nanti.

Memberimu hal-hal yang baik.

Juga membalas perasaan melimpah yang sudah aku terima ini.

Hari ini, dua puluh satu tahun lalu.
Aku tidak tahu bagaimana cuacanya. Aku tidak tahu lokasinya. Aku bahkan belum ada di dunia (lol)

Tapi hari ini, dua puluh satu tahun lalu
Tuhan menjadikanmu ada.

Kamulah orang yang harus bersyukur untuk kelahiranmu. Untuk hidup yang kamu terima.

Karena aku,
adalah orang yang bersyukur telah dipertemukan denganmu dua puluh tahun setelah lahirmu itu.

Selamat ulang tahun.

Selamat menjadi-jadi, selalu.

Semoga kamu,
menjadi apapun yang ingin kamu jadikan
yang akan tetap aku sayang

sampai kamu tidak lagi sayang.

Di hari hujan,
Yogyakarta, 17 Maret 2019.

You Might Also Like

0 cuaps