Untuk Kamu
3:28 PM
Hujan deras hari ini. Sedari pagi hingga siang sama sekali tidak
terang.
Tempo hari aku
bingung. Harus menemuimu sabtu ini atau hari minggu; yang mana itu
sudah menjadi hari ini.
Karena kamu berulang
tahun hari ini.
Aku tidak tahu harus
memberi apa. Sulit sekali rasanya karena kamu seistimewa ibuku; yang
juga tidak pernah bisa kuberi apa-apa.
Aku tidak akan
berpuisi hari ini. Tenang saja.
Pilihan kataku akan
seperti berbicara langsung denganmu (harus kuberitahukan dulu supaya
kamu tidak menganalisa setiap kata; haha)
Aku akan
menceritakan tentangmu pada dunia. Kamu, adalah seorang yang tidak
bisa aku bayangkan benar-benar ada. Jenis manusia yang lebih ajaib
dariku.
(kata teman-teman
aku ini mahluk ajaib soalnya)
Kamu, adalah seorang
yang sama persis seperti yang aku mau.
Itu kenapa aku
sering bilang, “rasanya seperti mimpi..”
Kamu datang dari
Bandung, seperti keputusanku sewaktu kecil yang menginginkan punya
pasangan dari sana; karena adem, hehe.
Kamu lebih tua
dariku, meski hanya setahun. Aku merasa butuh seseorang yang mampu
menampung diriku sepenuhnya, kasihan jika orang itu sepantaran atau
lebih muda dariku. Kupikir yang lebih tua itu akan lebih dewasa,
meski tidak terjamin juga sih.
Kamu lebih tinggi
dariku. Karena disini cewek kecil-kecil, jadi aku yang tinggi
badannya berkisar antara 167-168cm saja sudah terlihat paling tinggi.
Kasihan kalau
laki-lakiku nanti jadi minder kalau lebih kecil dariku. Hehe.
178cm kan, ya? Sama
dong seperti oppa Taehyung huahahahhahahah.
Kamu suka baca buku
juga. Sama sepertiku, walau genre yang kita suka berbeda. Aku dengan
cerita fiksi serta puisiku. Kamu dengan buku-buku non-fiksimu; yang
bikin pusing itu.
Aku pikir, kita bisa
saling mengisi ketidaktahuan satu sama lain.
Kamu santun dan
menghargai orang lain.
Kamu tidak berlaku
juga berbicara kasar.
Kamu bergerak di
bidang seni, sepertiku. Walau referensi dan kesukaan kita beda juga
sih.
Kamu senang belajar.
Aku pun pernah
berencana punya pasangan yang suka belajar karena aku sepertinya
kurang bisa diandalkan di bidang itu. Sekali lagi walau kamu bilang
kamu tidak ahli dalam belajar.
Tetap saja...!!
Kamu senang dan
sedang belajar memasak.
Aku payah sekali
sampai banyak yang aku khayalkan begini. Bagus bila yang jadi
pasanganku juga bisa masak hhhahahaha.
Loh, tapi aku tidak
memaksa kok. Bukan karena aku ingin bersantai-santai dan minta
diurusi juga kok!
Menurutku itu salah
satu indikator pasangan yang keren.
Kamu punya suara
ketawa yang bagus.
Aku suka rambutmu
bisa mencuat-cuat dan lurus bagian belakangnya tapi keriting bagian
depannya. Lucuuu!
Kamu berusaha dan
ingin terlihat dewasa. Tapi seperti yang sering aku bilang, aku
menganggapmu seperti anak-anak yang seharusnya dikasihi. Mungkin
memang ini perasaan alamiah dari perempuan ya hohoho..
Kamu tidak memandang
buruk diriku. Meski aku menampilkan diri semaskulin mungkin, kamu
malah bilang aku perempuan yang lembut. Sepertinya baru kali ini aku
dibilang begitu, loh.
Kamu berusaha.
Kamu membuat
perasaanku selalu penuh. Senang dan sedih bertubrukkan.
Aku selalu berusaha
berlaku baik dan ramah dengan semua orang agar aku juga bisa bertemu
orang-orang yang sama baiknya. Tapi tidak kusangka kalau orang itu
sebaik kamu.
Kamu mau tahu
bagaimana reaksi serta perasaanku setelah baca jurnal yang kamu tulis
tentangku?
Pertama, aku
kesulitan baca karena mataku jadi berembun.
Ke dua, aku masih
kesulitan baca karena tiba-tiba penglihatanku kabur.
Ke tiga, setelah
selesai aku menangis sama persis seperti waktu itu di rumahmu; dengan
suara kencang.
Aku ingin minta maaf
karena bilang tidak bisa percaya sesiapapun. Termasuk kamu.
Aku ingin minta maaf
karena sebelumnya masih meragukanmu.
Aku ingin minta maaf
karena menganggap remeh pujianmu.
Aku ingin minta maaf
karena tidak sepenuhnya percaya kata sayang darimu.
Setiap kamu
melakukan sesuatu untukku, rasa-rasanya aku bisa kembali jadi diriku.
Yang penuh pengharapan juga menghargai hidup.
Aku ingin merawatku.
Agar tetap ada.
Untuk mengirimimu
pesan setiap hari.
Untuk melihat kamu.
Menertawai perutmu
yang KEMUNGKINAN BESAR akan membuncit saat tua nanti.
Memberimu hal-hal
yang baik.
Juga membalas
perasaan melimpah yang sudah aku terima ini.
Hari ini, dua puluh
satu tahun lalu.
Aku tidak tahu
bagaimana cuacanya. Aku tidak tahu lokasinya. Aku bahkan belum ada di
dunia (lol)
Tapi hari ini, dua
puluh satu tahun lalu
Tuhan menjadikanmu
ada.
Kamulah orang yang
harus bersyukur untuk kelahiranmu. Untuk hidup yang kamu terima.
Karena aku,
adalah orang yang
bersyukur telah dipertemukan denganmu dua puluh tahun setelah lahirmu
itu.
Selamat ulang tahun.
Selamat
menjadi-jadi, selalu.
Semoga kamu,
menjadi apapun yang
ingin kamu jadikan
yang akan tetap aku
sayang
sampai kamu tidak
lagi sayang.
Di
hari hujan,
Yogyakarta,
17 Maret 2019.
0 cuaps