Untuk Kalian Semua

Ayahku itu, udah nggak peduli, lho, sama aku. Sejak dulu sekali. Aku iri. Kalau dulu aku iri dengan orang yang keluarganya masih utuh...

Ayahku itu, udah nggak peduli, lho, sama aku.
Sejak dulu sekali.
Aku iri.
Kalau dulu aku iri dengan orang yang keluarganya masih utuh, sekarang aku mulai iri dengan orang yang orang tuanya berpisah tapi dia masih diperebutkan kedua orang tuanya.
Aku iri, karena itu artinya dia masih dianggap oleh keduanya. Bukan cuma salah satunya.
Kuberi tau, nih. Kalau ayah kandungku itu masih terlihat berkomunikasi denganku, itu karena dia nggak mau terlihat buruk.
Aku pun, aku nggak marah dengan siapa atau apa. Itu karena aku nggak mau jadi orang yang buruk.
Aku ini, seperti anak yang dibuang.
Kenyataannya memang begitu, lho. Sejak kecil begitu. Dibuang oleh ayahku. Dibuang bukan secara harfiah.
Tapi aku berjanji pada diriku sendiri.
Kalian nggak akan lihat apa-apa. Kalian nggak akan dengar apa-apa.
Aku orangnya pilih-pilih sih.
Apa yang mau aku tunjukkan dan perdengarkan, selalu berbeda untuk tiap orang.
Bukan, aku bukannya bicara hal yang beda-beda/bohong.
Lebih tepatnya aku ini ahli sandiwara.
Aku bisa, dalam keadaan kacau tapi tetap membalas pesanmu dengan biasa atau malah bercanda.
Tapi, ada orang yang ketika aku sedang kacau, dia akan tau aku sedang kacau.
Karena aku ini ahli sandiwara. Dan suka pilih-pilih.
Itu karena janjiku untuk diam. Diam di hadapan khalayak. Benar-benar diam.
Aku hanya mengungkapkan ke orang tertentu. Dan tentu saja, kepada catatan harianku.
Aku nggak mengungkapkan langsung ke Tuhan. Karena Tuhan, sudah tahu.
Nggak pelu ada yang tahu. Aku bukannya ingin didengar oleh dunia.
Tetap saja, keinginan hati untuk menjerit itu masih ada.
Tapi, kalau kalian tahu? Untuk apa?
Pikirkan lagi, kalau orang lain tahu, untuk apa?
Kamu nggak bisa mengatasi masalahmu sendiri, sampai mempertunjukkan kondisimu yang mengerikan?
Kamu nggak punya wadah pribadi, sampai membiarkan orang banyak tahu kamu sedang sedih sekali dan keluargamu hancur berantakan?
Tulisan ini aku buat untuk kalian yang mendapat permasalahan berat. Berat bagi kalian.
Jangan bilang, apa kamu sanggup jadi aku?
Memangnya kamu sendiri kalau nggak hidup sebagai kamu, sanggup?
Tentu saja, kamu hidup sebagai kamu, karena hidup itu lah yang paling cocok untukmu.
Tuhan memberimu sebuah naskah, bukan tanpa sebab.
Tuhan memilihkan cerita yang bisa kau perankan tokoh utamanya. Seperti casting film.
Apapun yang aku tulis, ini adalah buah dari pemikiranku selama aku hidup.
Kamu pun, kalian pun, harus mencari sendiri.

Pemahaman kalian sendiri.

You Might Also Like

0 cuaps