Si Masa Depan Suram

Pernah denger orang ngatain "Dasar MADESU!" ? Sering? Atau lo sendiri pernah dikatain gitu? Lo yang ngatain ? Satu kata tangga...

Pernah denger orang ngatain "Dasar MADESU!" ?
Sering?
Atau lo sendiri pernah dikatain gitu? Lo yang ngatain ?

Satu kata tanggapan gw: BEGO.

B E G O .

Bodoh. Tolol. Nggak berkembang.

Di sekitar gw, banyak orang-orang yang dicap sebagai si madesu. Masa depan suram. Biasanya mereka yang terlihat nggak meyakinkan di mata umum.
Entah berawal dari siapa, kapan, dimana, bagaimana, apa, mengapa. *5W+1H* Seakan bisa dipastikan, jadi seperti apa seseorang kelak hanya dengan yang orang itu lakukan saat ini.

Gw nggak punya daftar kriteria si madesu. Itu hanya judul.

Jadi gw cuma mau bahas soal 'mereka'. Madesu.

Disini bukan gw yang menggolongkan jenis-jenisnya, tapi semua berdasar lingkungan sekitar. Yang lo pada pasti juga pernah nemuin lah.
Ntah di sekitar lo. Atau di sinetron.

Gw punya berbagai jenis temen. Entah kami pernah sepakat berteman ato belom, anggap aja temen.

Mulai dari temen gw yang hamil di luar nikah. Banyak. Bahkan mantan gw juga hamil di luar nikah udah ngehamilin seseorang di luar sana. Temen sekelas gw waktu SMP. Temen nggak sekelas gw waktu SMP. Adik kelas waktu SD. Miris memang. Udah gitu mereka jadi nggak dapat kesetaraan antar manusia di masyarakat. Miris lagi.
Melakukan hal yang melanggar larangan agama memang dosa besar. Tapi apa iya, mereka berakhir disitu? Masa depan yang dibicarakan orang-orang, hilang?
Gw bukannya setuju dengan tindakan mereka, jelas. Itu nista. Dan gw jadi mustahil ngehubungin mantan atau baper karna mantan karna udah jadi suami orang.

Gw cuma heran, setelah dapet dosa besar dan ketakutan akan hukuman di akhirat kelak, setelah dimarahi orang tua habis-habisan dan hampir atau malah udah nggak dianggap anak, setelah jadi gosip antar ibu-ibu di kampung, setelah di keluarkan dari sekolah dan nggak bisa melanjutkan pendidikan, setelah dijauhi temen-temen, setelah berbagai dampak yang nggak tanggung-tanggung, mereka masih dicap MADESU. Masa depan suram. Nggak bermasa depan.
Kek hidup gak guna banget tanpa masa depan yang dielu-elukan dan ditanamkan sebagai harapan sejak TK.

Selain itu anak yang dikeluarkan dari sekolah pun dikategorikan sebagai si madesu.
Pendidikan itu hal utama. Yelah serah deh.
Dan lagi, apa iya nggak mendapat pendidikan formal, raport berisi nilai hasil nyontek, dan ijazah, lantas masa depan mereka berakhir ?

Orang-orang yang terlihat 'nakal' juga dianggap nggak bisa diharapkan. Hanya karna mereka nggak menjadi seperti yang sewajarnya(menurut kebiasaan turun temurun), mereka nggak menjadi yang diinginkan oleh orang lain lalu mereka bisa disebut "Ra nduwe masa depan."

Nggak cuma mereka-mereka itu tadi, bahkan anak seni pun. Masih banyak di luar sana yang mengatakan, "Sekolah seni? Mau jadi apa kamu?" "Seniman? Mau makan apa hah?"

Mungkin masih banyak lagi jika dispesifikasikan.
Masa depan gw sendiri hampir setiap hari dikhawatirkan. Bukan oleh gw tapi orang lain. Orang lainnya itu nyak gw woi.
Ketika gw sering bolos, pasti dikhawatirkan, apanya? Masa depan.
Ketika gw nggak bercita-cita. Masa depan.
Ketika gw pengen jadi sesuatu yang penghasilannya nggak meyakinkan. Masa depan.
Banyak.
Di hidup ini selalu yang dibicarakan adalah masa depan. Gw juga nggak tau apa yang gw lakuin hari ini pengaruh nggak dengan masa depan.
Tapi bukan berarti masa depan gw bisa 'diterawang' hanya dengan yang gw lakuin hari ini.

Oke lo pada bisa ngomongin hal yang terjadi hari ini. Tapi nggak untuk yang akan terjadi.

Dan jika di masa depan gw nggak jadi pegawai negeri penghasilan tetap, nggak terkenal seindonesia, nggak punya rumah mewah, dan sekawan-kawannya. Apa itu berarti masa depan gw gagal? Gw nggak sukses?

Ya gatau kan.

Gw berharap kebiasaan memandang seseorang akan bermasa depan suram itu dihentikan. Udah lah. Ngapain lo membegokan diri sendiri.
Kasian mereka. Beri mereka (dan gw) kesetaraan. Kalian juga bakal dapet deh.
Temen gw yang udah pada punya anak, mereka suddenly just dissapear. Kayak nggak pernah ada di muka bumi ini tapi gosipnya masih kedengeran.
Jangan menghilangkan masa depan orang gitu.

Memikirkan masa depan itu perlu. Asal masa depan diri sendiri.

Lagi pula masa depan itu nggak akan pernah bisa dicapai, bro! Sadar nggak sih lo?
Waktu kecil gw pikir masa depan itu kalo gw udah remaja. Sekarang?
Karna waktu itu terus berjalan. Lo nggak bakal bisa nemuin masa depan suram atau cerah. Selama hidup lo di bumi belom berakhir, masih akan terus ada hari esok. Si masa depan.

Nah lo.

Hari ini adalah esok yang dikhawatirkan kemarin.
Mengapa persiapan masa depan menghalangi kita untuk menikmati hari ini?

You Might Also Like

0 cuaps