Tanyakan Pada Hatimu
10:27 PM
Ku beri tau.. Tapi berjanjilah jangan coba untuk tertawa..
Jika tak di pagari oleh tulang-tulang rusuk, mungkin jantungku telah meledak keluar. Jika tak ku hitung cepat satu sampai sepuluh, mungkin nafasku telah habis ku sia-siakan. Jika tak ku genggam erat jemariku, mungkin tangan ini telah membeku sedari tadi. Jika tak ku tundukkan pandanganku, mungkin diri ini lah yang akan tunduk oleh tatapanmu.
Ya, kamu. Penyihir yang menyulap perasaanku dalam sekejap. Perampok yang mencuri perhatianku. Penyusup yang memasukki mimpi-mimpiku. Programmer yang menginstal ulang hidupku. Pelukis yang menyapukan warna-warna cerah ke kanvas milikku. Apapun dirimu, bagaimanapun caramu.
Hal pertama yang ingin ku pandangi saat ku buka mata ini. Hal terakhir yang ingin ku tatap saat ku pejamkan mata ini.
Bosan adalah kosakata yang tak tercantum di kamusku saat bersamamu. Perasaan ini adalah hal yang akan ku berikan seutuhnya tanpa kau minta.
Aku iri pada sepatu kets yang selalu menemani langkahmu. Tak apa walau kau injak-injak, asal ku bisa melindungi kakimu dari jalanan.
Aku iri pada jam tangan yang selalu melingkari pergelangan tanganmu. Tak apa walau kadang kau acuhkan, asal kau akan mengingatku seperti kau ingin mengingat waktu.
Aku iri pada jaket hitam yang selalu melekat dan mendekapmu. Memelukmu, menghangatkanmu dari dinginnya malam. Tak apa walau ku hanya di cuci setahun sekali, asal ku bisa bersamamu.
Dan yang paling penting, aku iri pada kacamata minus yang selalu kau ajak melihat dunia bersamamu. Satu-satunya hal yang takkan kau lupakan. Takkan kau campakkan. Dan sangat sangat kau butuhkan.
Aku iri pada benda-benda milikmu. Benda-benda mati yang bisa mendapatkan lebih darimu. Berada bersamamu.
Kumohon..
Tolonglah tanyakan pada hatimu, satu-satunya hal yang tak dapat ku jangkau, apa kau merasakan seperti itu?
Yogyakarta, 21 Februari 2014
0 cuaps