Untuk Perempuan Yang Sedang Menuliskan

Hai semesta.. Lama tak menyapamu. Rasanya, aku terlalu jauh "mencoba". Aku terlalu serius meniru. Kau tau, bukan? Diriku yang...

Hai semesta..

Lama tak menyapamu. Rasanya, aku terlalu jauh "mencoba". Aku terlalu serius meniru.

Kau tau, bukan?
Diriku yang lama. Bukan, diri itu masih tetap ada. Hanya saja, ia diabaikan oleh dirinya sendiri.

Diriku yang tak pernah sudi meneteskan air mata untuk apa pun, selain ibunda.
Diriku yang mengesampingkan perkara bocah seusianya.
Diriku yang serba menyepelekan masalah hati.
Diriku yang hanya menuliskan kalimat-kalimat sulit dimengerti.

Kemana kah dia?

Aku menimbunnya.
Meredupkan cahayanya.

Aku yang puluhan kilometer lebih jauh dari kalian. Berbalik arah. Menyesuaikan hati di kerumunan kalian.

Mulai membaca sajak tak bermakna yang dulu ku benci.

Tapi apa?

Kini aku menjadi sangat amat sangat tipis. Rentan.
Kemana kah baja yang dulu susah payah ku tempa?

Oh, semesta..
Tak apa bila kau ingin meludahi wajah diriku yang sekarang.

Aa, aku merindu.
Rindu tameng yang dahulu ku bawa-bawa.

Jadi, ku putuskan untuk berjalan lebih cepat. Kembali memberi jarak puluhan kilometer dari kalian.

Aku membawa buah tangan, untukku yang berada jauh di puluhan kilometer sana.

Untuk diriku yang selalu membawa tameng.
Tak menjadi masalah bila kau ingin bersedih untuk perkara bocah seusiamu.

Untuk diriku yang membangun pagar rumah sendiri.
Tak apa bila kau ingin menangisi seorang yang kau kasihi.

Untuk diriku yang sekeras baja.
Bukan kah kau telah berdamai dengan masa lalu?

Untuk diriku yang sempat tertimbun di antara gelak tawa dan tangis masa remaja.
Mudah saja bagimu untuk mengabaikan. Tapi jangan abaikan hati dan kerumunan di sekelilingmu.

Untuk diriku yang ingin ku jabat tangannya.
Abaikan orang-orang di jalanan sempit melilit ini. Tetap rasakan. Jangan kau tutup mata dan telingamu.

Untuk diriku yang seutuhnya.
Bicaralah!

Tak apa bila aku ingin berhenti sejenak. Menyapu pemandangan sekitar. Tak akan menjadi hal bila aku ingin menoleh. Asal jangan pernah berbalik.
Di depanmu. Bukan yang jauh di depan sana. Bukan yang tak terlihat.

Hei, semesta..
Tolong sampaikanlah padanya, padaku.

Dariku, dirimu.

You Might Also Like

0 cuaps